Berburu Souvenir Gayo Di Pusat Pengrajin Kerawang Gayo Bebesen

Dalam sebuah kesempatan, saat mengikuti kegiatan di Takengon, Aceh Tengah pada bulan Januari 2025 silam, saya dan rekan-rekan berburu souvenir Gayo. Kami menuju ke Pusat Pengrajin Kerawang Gayo yang berada di Bebesen. Saat itu gerimis turun. Kami baru saja selesai mengikuti kegiatan dinamika kelompok yang diadakan oleh Acer dan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh.

Ada banyak toko maupun industri rumah tangga yang menyediakan souvenir-souvernir khas Gayo. Kain kerawang Gayo masih menjadi andalan yang banyak diincar oleh para wisatawan. Kami pun memasuki satu per satu toko souvenir. Beberapa toko tampak sepi. Jadi kami lebih leluasa untuk masuk ke setiap tokonya.

Seorang pengunjung sedang melihat-lihat souvenir khas Gayo

Penjaga toko souvenir kelihatan ramah. Mereka melayani kami dengan segala pertanyaan. Ya, yang paling umum adalah mengenai harga setiap souvenir. Beberapa barang souvenir antara satu toko dengan toko yang lain ada yang sama harganya, seperti peci, tas, kotak pensil, dan lainnya. Namun, ada juga yang memiliki harga berbeda, seperti kain kerawang, baju dengan ukiran khas Gayo, dan lainnya. 

Motif Kerawang Gayo

Motif kerawang Gayo paling banyak diminati oleh para wisatawan sehingga hampir setiap toko souvenir menyediakan motif ini. Anda bisa menemukan motif kerawang Gayo ini pada setiap benda souvenir. Ukiran tidak hanya dipadukan pada kain saja atau baju, tapi bisa juga terlihat pada tas, peci, kotak pensil, gelang, pin, gantungan kunci, dan banyak lagi.

Beragam ukiran motif kerawang Gayo pada souvenir-souvenir.

Pada kesempatan yang langka ini, saya sempat membeli empat buah peci dengan motif tersebut, karena bulan Ramadhan akan datang beberapa hari lagi. Harga satu peci yang saya beli Rp. 50.000. Penjaga toko juga menawarkan kemeja koko kepada saya. Kemeja koko tersebut sangat elegan dan terkesan mewah. Harganya pun terjangkau, sekitar Rp 250.000. Di toko ini berani menawarkan harga termurah dibandingkan toko-toko yang lain saya kunjungi. Namun, sayangnya saya urung mengambil kemeja koko tersebut karena terbatasnya keuangan pada hari itu.

Baca Juga: Natural Park dan Kala Temu Serta Cerita Lainnya dari Takengon

Motif kerawang Gayo bagi saya sangat wah karena penuh dengan warna. Peci hitam yang saya beli terdiri warna kuning, putih, hijau, dan merah sehingga tampak elegan. Lalu saya mencoba mencari informasi tentang penggunaan warna-warna tersebut di internet. Nah, rupanya warna-warna pada ukiran motif kerawang tersebut ternyata memiliki makna filosofis tersendiri. 

Warna hitam melambangkan hasil keputusan adat.

Warna merah sebagai keberanian dalam bertindak. 

Warna hijau sebagai kekayaan dan kerajinan.

Warna putih sebagai kesucian. 

Warna kuning sebagai kehati-hatian. 

Selain filosofi warna-warna tersebut, ternyata ada 13 turunan motif dari kerawang Gayo yang memiliki makna dan filosofis tersendiri. Menurut situs Gayo Tribun, ke-13 motif tersebut adalah:

  1. Motif Tapak Seleman
  2. Motif Mata Ni Lo
  3. Motif Cucuk Pengong
  4. Motif Tali PuterTige
  5. Motif Pucuk ni Tuis
  6. Motif Emun Berangkat
  7. Motif Emun Beriring
  8. Motif Emun Berkune
  9. Motif Puter Tali
  10. Motif Tekukur
  11. Motif Tali Mustike
  12. Motif Sarak Opat
  13. Motif Peger

Nanti di kesempatan yang lain, barangkali saya bisa memberikan contoh-contoh pada setiap motif tersebut. 

Tas dengan ukiran khas Gayo.

Akhirnya, setelah membeli peci dengan motif kerawang Gayo, saya langsung memakainya. Terasa nyaman di kepala dan ukurannya juga pas. Saya merasa gagah dan elegan bisa bergaya dengan peci tersebut. Kebetulan waktu Zhuhur sudah hampir menjauh dari kami. Saya pun menuju ke mesjid terdekat. Di kawasan industri tersebut ada sebuah mesjid yang indah, yaitu Mesjid Quba Bebesen. Sebelum beranjak dari Pusat Pengrajin Kerawang Gayo itu, saya menunaikan shalat. 

Berpose di Mesjid Besar Quba Bebesen dengan peci motif kerawang Gayo.

Posting Komentar